IHSG Full Senyum Jelang Lebaran, Ini Penyebabnya

Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Jumat (14/4/23) berakhir naik, melesat 0,49% menjadi 6.818,57 secara harian.
Sebanyak 220 saham menguat, 300 saham melemah, sementara 201 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 10 triliun dengan melibatkan 15 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.

Dalam lima hari perdagangan IHSG terapresiasi 0,38%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks masih membukukan pelemahan sebesar 0,47%.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor menguat dengan sektor finansial memimpin kenaikan satu persen lebih.

Adapun lima top movers IHSG berdasarkan bobot indeks poinnya pada penutupan sesi II hari ini adalah sebagai berikut:

1. PT Bank Rakyat Indoensia (12)

2. PT Merdeka Copper Gold (5,7)

3. PT Bank Central Asia (5,5)

4. PT Bank Mandiri (5)

5. PT Gojek Tokopedia (2)

Data inflasi AS yang mulai mengalami penurunan pada Maret telah memberikan efek positif pada pasar saham global, termasuk IHSG.

Data inflasi ditingkat produsen (producer price index/PPI) di AS pada Maret lalu turun 0,5% secara bulanan (month-to-month/mtm). Padahal, ekspektasi pasar indeks PPI diproyeksi mendatar.

Secara tahunan (yoy), inflasi produsen di AS melandai ke 2,7% pada Maret, dari sebelumnya 4,9% pada Februari.

Jika mengeluarkan item makanan dan energi, PPI inti turun 0,1% (mtm), di bawah ekspektasi kenaikan 0,21% ekonom yang disurvei Dow Jones.

Sebelumnya, rilis laporan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Maret menunjukkan inflasi utama mereda pada bulan lalu.

CPI hanya naik 0,1% (mtm) pada Maret. Sedangkan secara tahunan, CPI AS tumbuh 5% (yoy), kenaikan terkecil sejak hampir dua tahun belakangan.

Inflasi yang mulai dingin ini menunjukkan jika ekonomi AS mulai melemah seperti harapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Hanya saja, memang kenaikan ini masih belum begitu terasa seiring investor masih khawatir potensi resesi tahun ini.

Pelaku pasar akhir-akhir ini berharap efek meredanya inflasi dan pembalikan arah The Fed menjadi dovish beberapa pekan terakhir turut mendorong indeks saham di AS kembali cerah.

Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas yang memprediksi kenaikan sebesar 25 basis poin (bp) mencapai 66%, sedangkan yang memproyeksikan The Fed mempertahankan suku bunga di pertemuan edisi Mei mencapai 34%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*