Ketika miliarder terkaya dunia Richard Branson berusia 15 tahun, dia memutuskan untuk keluar dari sekolah untuk berbisnis majalah remaja. Pendiri konglomerasi multinasional Virgin Group mengungkapkan alasannya sederhana, yakni karena dia tahu dia bisa menghasilkan uang dari keputusan itu.
Dengan menelepon perusahaan-perusahaan dan meminta mereka untuk mengeluarkan iklan untuk melawan pesaing mereka, Branson mengumpulkan $3.000 hingga $4.000 untuk ‘Student Magazine’ jualannya. Kepala sekolah di sekolah Branson pun terkejut dengan taktik ini dan memberikan prediksi dan peringatan.
″[Saya tahu] saya dapat membayar pencetakan kertas dan manufaktur, jadi saya berhenti sekolah. Kepala sekolah pun berkata, ‘Anda akan masuk penjara atau Anda akan menjadi jutawan,'” ujar Branson, dikutip dari CNBC Make It, Jumat (14/4/2023).
Ternyata, kepala sekolah itu benar. Branson tidak pernah menghabiskan waktu di balik jeruji besi, tetapi dia diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar US$3 miliar atau setara Rp44,16 trilliun per hari ini.
Kerajaan kewirausahaannya telah berkembang melewati majalah remajanya hingga mencakup maskapai penerbangan, kasino, hotel, dan lainnya.
Pria berusia 72 tahun itu berkata bahwa dia memulai Student Magazine karena dia merasa kurikulum tradisional tidak mengajarinya sesuatu yang relevan atau menarik. Daripada mempelajari geometri, dia ingin belajar tentang Perang Vietnam yang sedang berlangsung.
“Ada banyak hal yang saya sukai untuk dipelajari, tetapi bukan hal-hal yang diajarkan guru matematika kepada saya atau guru bahasa Prancis mengajari saya,” kata Branson.
“Karena itu, saya akhirnya memulai sebuah majalah, yang menyuarakan rasa frustrasi anak muda.”
Mungkin, ini juga berkaca pada kondisi dirinya. Branson sering berbicara tentang bagaimana karena disleksia dia sering bernasib buruk di kelas sekolah.
Dalam postingan blog tahun 2019, Branson menulis bahwa disleksia sering dikaitkan dengan kreativitas tingkat tinggi dan kemampuan memecahkan masalah.
“Ini juga keterampilan yang akan sangat dibutuhkan di dunia kerja baru,” tambahnya.
“Pemecahan masalah, kreativitas, dan imajinasi akan sangat diminati dengan munculnya AI dan otomatisasi.”
Tentu saja, dibutuhkan bekal lain untuk dapat sukses dalam berbisnis. Branson mengatakan bahwa lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap kinerja kita.
“Apa yang saya sadari adalah bahwa saya perlu mengelilingi diri saya dengan orang-orang yang lebih baik dalam hal-hal yang tidak saya kuasai, karena disleksia saya,” ujar pria warga Inggris itu.