Chevron Cabut, Sebentar Lagi Italia Masuk Proyek Raksasa RI

Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan dalam waktu dekat perusahaan migas asal Amerika Serikat, Chevron Indonesia Company (CICO) akan resmi meninggalkan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kalimantan Timur.

Sebagai penggantinya, perusahaan migas asal Italia, ENI, akan resmi masuk menggantikan posisi Chevron sebagai pengelola proyek IDD ini.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, pengalihan operator Proyek IDD dari Chevron ke ENI ditargetkan bisa tuntas pada bulan ini.

“Kita masih nunggu update dari Chevron, yang saya tahu mereka masih diskusi dengan buyernya untuk divestasinya. Kita tunggu lah ya. Pokoknya di bulan ini, diupayakan bulan ini,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (14/04/2023).

Dia menegaskan, SKK Migas mendorong pengalihan pengelola proyek gas laut dalam ini bisa segera terealisasi agar proyek ini juga bisa segera memproduksi gas.

“Intinya kalau dari SKK Migas mendorong supaya proyek itu harus jalan. Kan PSN dan harus dilaksanakan,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto juga menyebut pengalihan operator IDD dari Chevron ke ENI ditargetkan bisa rampung pada pertengahan tahun ini.

Dengan demikian, pada kuartal keempat tahun 2023 ini proses revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) dapat berjalan dengan baik.

“Targetnya pertengahan tahun ini urusan pergantian (operator dari Chevron ke ENI) itu selesai dan Q4 akan disampaikan revisi POD, sehingga tahun depan sudah bisa efektif,” ucapnya, Jumat (31/03/2023).

Seperti diketahui, proyek gas IDD merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang hulu migas. proyek IDD cukup menarik untuk dikembangkan karena produksi gasnya diperkirakan bisa mencapai 844 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27.000 barel minyak per hari (bph).

Proyek IDD terdiri dari dua proyek hub gas yang akan dikembangkan yakni Gendalo dan Gehem hub. Proyek ini awalnya direncanakan dapat beroperasi pada 2025 namun akhirnya mengalami kemunduran hingga menjadi 2028.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*